BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Salah
satu fungsi pembelajaran matematika menurut kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003)
adalah mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model
matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaam matematika, diagram, grafik,
atau tabel.
Pada
umumnya pelaksanaan proses belajar mengajar masih menggunakan strategi belajar
konvensional dengan pendekatan ekspositorik, ceramah dan drill. Tingkat
partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah.
Pembelajaran
matematika di sekolah belum menampilkan pembelajaran yang kreatif, menantang
daya nalar dan daya kreasi anak, belum banyak mengaitkan permasalahan nyata di
sekitar siswa sebagai jembatan dalam membangkitkan kebutuhan siswa untuk
mempelajari substansi materi tertentu, juga sebaliknya materi pembelajaran
belum banyak digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan sederhana yang
nyata dalam kehidupan sehari-hari. Guru sangat dominan dan begitu gemar
menggunakan strategi ceramah. Pembelajaran matematika menjadi membosankan,
monoton, menegangkan, dan tidak bermakna.
Untuk
mengatasi kesulitan dalam pembelajaran matematika, pendekatan PAKEM dapat
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut di atas, dengan
pendekatan PAKEM, belajar dimaknai sebagai proses aktif untuk membangun
pemahaman dari informasi dan pengalaman oleh siswa, dengan memperhatikan dan
mengembangkan rasa ingin tahu dan imajinasi anak, sehingga pembelajaran menjadi
menyenangkan dengan indikator; perhatian terhadap tugas besar, hasil belajar
meningkat, senang belajar, dan belajar seumur hidup. Pembelajaran dalam PAKEM
juga menyenangkan sehingga anak tidak takut salah, takut ditertawakan dan takut
dianggap sepele. Dengan berlandasan pendekatan PAKEM, metode pembelajaran matematika
yang dapat dilaksanakan adalah dengan cara metode laboratorium, metode
pemecahan masalah matematika, metode kegiatan lapangan dalam matematika. Semua
metode itu dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran
matematika, dengan berlandasan pada pendekatan PAKEM.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu diantaranya :
1.
Apa yang dimaksud dengan Konsep Pembelajaran PAKEM ?
2.
Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM ?
3.
Apa Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran PAKEM ?
4.
Apa Ciri dan Prinsip Pembelajaran PAKEM ?
5.
Bagaimana Penilaian Konsep dan Tujuan Pembelajaran
PAKEM ?
6.
Bagaimana pelaksanaan PAKEM dalam pembelajaran
Matematika?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
Konsep PAKEM.
2.
Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan PAKEM.
3.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran
PAKEM.
4.
Untuk mengetahui ciri dan prinsip pembelajaran PAKEM.
5.
Untuk mengetahui penilaian konsep dan tujuan pembelajaran
PAKEM.
6.
Untuk mengetahui penerapan pelaksanaan PAKEM pada
pembelajaran Matematika.
D.
Manfaat
Bagi penulis
maupun pembaca menjadi tahu bagaimana konsep Pembelajaran PAKEM dan aplikasinya
di dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif berarti pembelajaran model ini memungkinkan peserta didik
berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada
di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tersebut. Dalam
hal ini guru pun terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi proses pembelajarannya.
Peran aktif
dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang
mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif
adalah pembelajarannya
membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan
ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau
tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru pun
dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran model
PAKEM ini. Efektif adalah pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan
dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa
memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya
tinggi. Secara garis besar gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
·
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman yang dilakukannya.
·
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara
membangkitkan semangat belajar siswa.
·
Guru mengatur kelas dengan bahan ajar yang lebih menarik
dan guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
·
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah.
B.
Pelaksanaan
PAKEM
Yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan Pakem
1. Memahami
sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua
sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya berpikir kritis dan
kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat. Suasana pembelajaran dimana guru
memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang,
dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan.
2. Mengenal
anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan
Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam
kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama,
melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki
kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor
sebaya).
3. Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan
atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila
mereka duduk berkelompok. Kegiatan seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif
untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah.
Oleh karena
itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang
dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada
yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya
tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM.
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti
itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa
untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau
kelompok. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan
ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat
dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas.
Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan
waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar atau diagram.
7. Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi
antara guru dan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini
dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikan komentar dan catatan.
8. Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru
yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan
bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk
saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental
lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan
orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Gambaran
PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran.
Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai
guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan
pembelajaran dan kemampuan guru.
Langkah-langkah
Kegiatan
Pendahuluan:
Pertemuan
1 x 45 Menit
Pendahuluan
(10 Menit)
1. Memeriksa
kondisi kelas, kebersihan, keterampilan, disiplin, serta kesiapan peserta
didik.
2. Berdoa,
mengabsen, memotivasi.
3. Menjelaskan
materi perbandingan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Guru
memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
5. Guru
memberikan penjelasan singkat tentang materi pelajaran.
Kegiatan
Inti (30 Menit )
Setelah materi dijelaskan peserta didik
dengan rasa ingin tahu mengobservasi materi perbandingan sepeda motor yang telah
guru sampaikan, kemudian guru membagi siswa dalam berkelompok. Setiap siswa
mendapat masing-masing kelompok kemudian, Guru memberikan tugas untuk
menghitung banyaknya sepeda motor dan membandingkan jenis-jenis sepeda motor
yang berada dihalaman sekolah. Guru mengarahkan peserta didik dalam
berkelompok.
Tugas yang diberikan
oleh guru adalah memisahkan semua jenis sepeda motor yang berada dihalaman
sekolah. Salah satunya, motor bebek, motor besar, dan motor matic. Setelah
siswa mendapatkan hasil dari perbandingan sepeda motor kemudian, siswa
dianjurkan untuk mendiskusikan hasil tersebut dengan kelompoknya masing-masing dan
membuat grafik dari hasil jumlah sepeda motor yang telah mereka observasi di
lembar kerja siswa yang telah diberikan guru kepada siswanya. Kelompok dapat
mendiskusikan jawaban yang benar dan guru memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya.
Hasil yang telah didiskusikan
dikumpulkan kepada guru dan guru menilai semua hasil kelompok, selain menilai
dari lembar kerja siswa guru menilai dari keaktifan, keefektifan, dan
kekereaktifan siswa dalam berkelompok dan menjawab tugas mereka. Setelah tugas
kelompok dapat diselesaikan oleh siswa guru memanggil salah satu kelompok dan
perwakilan kelompok melaporkan hasil kerjasama mereka kepada teman-taman
sekelasnya. Dari penjelasan yang akan disampaikan peserta didik menyebutkan semua
perbandingan dari ketiga perbandingan sepeda motor tersebut dan menggambarkan grafiknya.
Guru memberi kesempatan
dari teman yang lain untuk menanggapi dari pekerjaan kelompok temannya,
kemudian guru memanggil kelompok yang lain dan menjelaskan hasil kelompoknya begitu
selanjutnya hingga selesai dalam kelompok itu melaporkan hasil kerja sama
mereka. Kemudian, Guru memberikan kesimpulan kepada siswa dari hasil diskusi yang
baru saja berlangsung. Setelah semua pembelajaran selesai guru memeriksa hasil
kelompok dari pekerjaan siswa kemudian memberikan penilaian dan umpan balik
yang pasti (menghargai keberhasilan).
Dari hasil diskusi
dikelas peserta didik dianjurkan dapat menyimpulkan dari hasil pembelajaran
perbandingan yang telah mereka kerjakan, dengan penuh semangat masing-masing
kelompok bekerjasama membuat rangkuman mata pelajaran perbandingan. Setelah
materi terselesaikan guru memberikan penghargaan kepada murid dengan memberikan
angka kepada siswa.
Penutup
( 5 Menit)
1. Memberi
latihan soal pada siswa
2. Guru
memberikan PR kepada peserta didik dengan materi yang telah dijelaskannya.
3. Kemudian
merapihkan kelas untuk menutup pembelajaran.
4. Berdo’a.
C. Contoh kegiatan
pelaksanaan PAKEM
Kemampuan
Guru
|
Pembelajaran
|
Guru menggunakan alat bantu dan
sumber belajar yang beragam.
|
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
Alat yang tersedia atau yang
dibuat sendiri
Gambar
Studi kasus
Nara sumber
Lingkungan
|
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan keterampilan.
|
Siswa:
Melakukan percobaan, pengamatan,
atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus
sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri
|
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.
|
Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan
pemikiran anak sendiri
|
Guru menyesuaikan bahan dan
kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
|
Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk
kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan
diberikan
|
Guru mengaitkan pembelajaran
dengan pengalaman siswa sehari-hari.
|
Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya
sendiri.
Siswa menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
Menilai pembelajaran dan kemajuan
belajar siswa secara terus menerus.
|
Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik
|
D.
Kelebihan
dan Kekurangan Pembelajaran PAKEM
a. Kelebihan
PAKEM
Adapun kelebihan pembelajaran PAKEM antara lain sebagai berikut:
1.
Pakem merupakan pembelajaran yang mengembangkan
kecakapan hidup.
2.
Dalam pakem siswa belajar bekerja sama.
3.
Pakem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif.
4.
Pakem mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses.
5.
Pakem menghargai potensi semua siswa.
6.
Program untuk meningkatkan pakem disekolah harus
ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya.
b. Kekurangan PAKEM
Adapun kekurangan pembelajaran PAKEM antara lain sebagai berikut:
1.
Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk
laki-laki/perempuan, pintar/kurang pintar, social, ekonomi tinggi/rendah.
2.
Pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup.
3.
Pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat
duduk, kegiatan yang dilakukan siswa sering kali belum mencerminkan belajar
kooperatif yang benar.
4.
Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan
pembelajaran pakem yang baik.
5.
Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang
cenderung seragam.
6.
Pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar
kerja siswa (LKS) yang sebagian besar pertanyaanya bersifat tertutup.
E.
Ciri dan
Prinsip Pembelajaran PAKEM
a.
Ciri-ciri pembelajaran PAKEM yaitu :
a)
Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik.
b)
Mendorong kreativitas peserta didik dan guru.
c)
Pembelajarannya efektif.
d)
Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta
didik.
b.
Prinsip pembelajaran PAKEM yaitu :
- Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional.
- Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta diidik.
- Interaksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi arah.
- Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan.
F.
Jenis Penilaian Sesuai dengan Pembelajaran PAKEM
1.
Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem
adalah penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
2.
Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan,
tertulis, dan perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan
dengan menggunakan skala sikap, ceklis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
3.
Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian
penilaian ini dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau
bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.
Tujuan Penilaian Pembelajaran PAKEM
1.
Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu.
- Menentukan kebutuhan pembelajaran.
- Membantu dan mendorong siswa.
- Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik.
- Menentukan strategi pembelajaran.
- Akuntabilitas lembaga.
- Meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Aktif
berarti
pembelajaran model ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif
dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya dan mengamati
pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tersebut.
2. Kreatif berarti
pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan
lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi
tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran.
3. Efektif
berarti dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar peserta didik.
4. Menyenangkan
adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya
tinggi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran PAKEM memang baik diterapkan dalam pembelajaran
sehari-hari karena ditinjau dari segi keefektipan siswa dalam pembelajaran
tersebut, adanya saling kerjasama antar siswa mengakibatkan semakin terbiasanya
mereka memecahkan masalah secara bersama.